• Ketika berbicara mengenai perkembangan anak, kemampuan bermain menjadi bagian atau peranan yang sangat menarik dan berguna bagi para profesional yang terlibat dalam intervensi dini.
  • Beberapa profesional menjelaskan bahwa mengukur kemampuan bermain merupakan domain perkembangan anak yang sangat penting untuk intervensi dini.
  • Dengan mengobservasi, menilai dan mengevaluasi kemampuan bermain pada anak banyak hal yang kita dapati. Di mana perkembangan bermain menunjukan adanya hubungan yang kuat dengan periode sensorimotor dan praoperasional pada perkembangan kognitif, di mana dapat kita ketahui sendiri bahwa perkembangan kognitif menurut piaget dibagi menjadi 4 tahap yaitu; (1) tahap sensori motor (lahir-2tahun), (2) tahap pre operasional (2-7 tahun), (3) tahap operasional kongkrit (7-11 tahun), (4) tahap operasional formal (12 tahun keatas).
  • Selain itu juga adanya hubungan pada komunikasi dan bahasa. Dalam sebuah studi meta analasis menunjukkan bahwa permainan simbolik dan bahasa terkait erat dalam perkembangan.
  • Dalam mengobservasi anak-anak yang dicurigai mengalami keterlambatan perkembangan, kemampuan bermain, perilaku dan interaksi adalah kemampuan yang umumnya paling bisa kita amati. Bermain dengan sendirinya dapat menjadi dasar dari penilaian perkembangan yang berharga dan strategi intervensi.
  • Rossetti (2001) menjelaskan bahwa dengan mendapatkan data, mengamati, dan menggambarkan kemampuan bermain anak, seseorang dapat memperoleh pengetahuan yang penting tentang perkembangan keseluruhan anak yang dapat memberikan informasi dan petunjuk untuk upaya intervensi. Oleh karena itu, sebagai profesional yang berhubungan dalam menangani anak perlu mengenali dan menguasai aspek perkembangan bermain, asesmen, dan intervensi.

Tahap bermain :

  1. Exploratory playmengeskplor sebuah mainan (melakukan trial dan error) bagaimana cara kerja pada mainan.
  2. Non relational play (non functional play)— melibatkan dua mainan atau lebih—menggunakan dua mainan tapi tidak secara sesuai
  3. Functional play— jenis permainan pertama yang dialami anak-anak. Ini terjadi ketika bayi berada pada tahap perkembangan kognitif sensorimotor. Ketika bayi belajar mengendalikan tubuh dan objeknya, mereka mengalami permainan fungsiona seperti mengetahui fungsi pada benda—g : memainkan mobil-mobilan dengan mendorongnya
  4. Symbolic play— bermain dengan cara memanipulasi benda untuk merepresentasikan fungsi benda tersebut pada item lainnya secara imajinatif – g menggunakan pisang sebagai telepon
  5. Pretend play—kemampuan bermain pura-pura anak serta manifestasi dalam menirukan kegiatan yang pernah dilihat dalam kehidupan sehari-hari. g memberi makan boneka
  6. Social Play– anak dapat melibatkan orang lain dalam bermain serta dalam bermain lebih banyak dikendalikan oleh aturan permainan sehingga anak perlu mengendalikan keinginan dan kebutuhan mereka sendiri untuk mengikuti aturan bermain

Tujuan bermain :

  1. Meningkatkan kesadaran akan lingkungan
  2. Kemampuan observasi dan mempelajari lingkungan sekitar bekerja dalam menggunakan fitur-fitur pada benda e.g bermain putar tuas.
  3. Anak dapat mengembangkan keterampilan kognitif dan mempelajari informasi baru
  4. Problem solving skills – anak dapat memindai terhadap situasi yang sedang dihadapinya.
  5. Pembentukan konsep/skema – pemahaman terhadap bentuk pada mainan—melihat hidung pada robot-robotan/mr.potato head (walaupun bentuknya berbeda, anak dapat mengenalinya)

Referensi

  • Janelle. (27 Oktober 2023). Developmental Stages of Play. https://www.myteachingcupboard.com oleh Janelle Casby. M. W. (2003) . Developmental Assessment of Play: A Model for Early Intervention, 24(4), 175-183.  Michigan State University https://doi.org/10.1177/15257401030240040301